Prolog - #Refleksi2Dekade
Semua hal berubah
kala saya menginjak umur 20. Kata orang, fase ini dinamakan fase quarter-life crisis— yaitu suatu fase di mana seseorang
benar-benar mempertanyakan bagaimana cara ia menjalani hidupnya, sesederhana
ragu memilih menu apa yang ia makan untuk nanti malam, atau daerah mana yang
akan dijadikan destinasi liburan, atau bahkan menjadi insecure kepada teman-teman hanya karena mengangkat tangan demi
mendapatkan jawaban atas segala pertanyaan yang diajukan.
Dalam fase ini, hidup kita akan diputarbalikkan layaknya roller coaster.
We’ll be riding through the ups and downs. Saat memulainya, semuanya
memang terasa menyenangkan. Begitu melaju pada tanjakan pertama, woah,
hypenya
mungkin udah mulai kerasa. Suara teriakan secara kolektif menggema membuat
orang-orang di bawah sana takut atau bahkan mungkin menginspirasi yang lainnya
untuk turut serta menaiki roller coaster tersebut. Begitu di puncak, kita lantas
berhenti sejenak. The city’s view may stun you for a while. Di titik itu, kita
bersyukur karena bisa menikmati pemandangan kota di malam yang dinginnya
menusuk raga. Atau mungkin, bisa saja kita merasa lebih tinggi dan merasa lebih
digdaya – membanggakan sesuatu yang jelas-jelas fana. Padahal begitu kendaraan
mekanis itu turun, kita mulai berteriak histeris ketakutan. Rasanya ingin
segera cepat-cepat saja menyelesaikan roller coaster yang sedang kita naiki. Tapi sayangnya, life goes
on, bruh! Hidup
nggak segampang dan nggak selamanya menuhin ekspekstasimu itu bro. Ada kalanya kita
cuma bisa pasrah sama keadaan, dan ea, nggak ada opsi lain selain nikmatin ajasielah bro.
~
Ditinjau dari sudut pandang biologis, umur 20 merupakan peralihan dari masa remaja menuju dewasa. Lazimnya, seseorang mungkin sedang mengenyam bangku pendidikan tinggi, atau bahkan sedang banting tulang siang dan malam demi mendapatkan sesuap nasi. Tidak ada hal yang salah dan tidak perlu juga ada pembenaran untuk keduanya. Yang jelas, umur 20 akan menjadi momen yang tepat untuk merefleksi tentang sejauh mana kita telah melangkah. Satu hal yang mungkin akan menjadi pertanyaan fundamental:
Apakah segala tindak-tanduk perbuatan dan tutur perkataan yang kita ucap serta lakukan telah sesuai dengan visi dan misi besar hidup kita? Atau jangan-jangan, hanya sekadar ingin memenuhi hasrat ego kita semata?
Berangkat dari pertanyaan fundamental tersebut, saya akan bercerita mengenai #Refleksi2Dekade versi diri saya, yang akan diunggah dalam beberapa segmen bahasan. Semoga tulisan-tulisan yang saya ukir di platform ini dapat menjadi inspirasi, atau bahkan dapat menjadi titik balik sekaligus penyemangat bagimu yang tengah berjuang di kancah yang sama. Selamat berjuang, ya! <3
---
Bagian Kedua #RefleksiDuaDekade : Perdana #RefleksiDuaDekade
Bagian Ketiga #RefleksiDuaDekade : Momentum #RefleksiDuaDekade
Bagian Keempat #RefleksiDuaDekade : Pilihan #RefleksiDuaDekade
Tidak ada komentar: